Minggu, 06 Februari 2011

Anomali Ekonomi


Ekonomi Indonesia sekarang sudah memasuki babak baru. Berbagai hal bermunculan, mulai dari yang berdampak menyengsarakan, maupun yang membahagiakan rakyat. Contohnya adalah Penurunan kurs rupiah terhadap dolar saat ini, yang dampaknya cukup besar terhadap perkembangan pengimporan dan pengeksporan negara Indonesia. Tetapi, saat 2010 yang lalu, Indonesia juga mengalami inflasi besar-besaran. Inflasi Indonesia bahkan mencapai angka 6,96 persen.
Pemerintah dengan Kabinet Indonesia Bersatu jilid duanya berupaya dengan sekuat tenaga untuk memajukan perekonomian Indonesia. Saat presiden memilih para mentri-mentrinya, khususnya dalam bidang ekonomi, para menteri langsung membuat berbagai aturan. Walaupun terdapat para menteri yang mendapatkan rapot merah, presiden masih cukup berbangga hati atas prestasi yang diperoleh Indonesia dalam bidang ekonomi.
Baru-baru ini Bank Dunia mengeluarkan peringkat terbaru mengenai Pendapatan Domestik Bruto negara-negara dunia. Peringkat-peringkat atas masih tetap di miliki oleh negara-negara industri dunia seperti Amerika Serikat (14.119 miliar us$), Jepang (5.069 miliar us$) China (4.985 miliar us$), Jerman (3.330 miliar us$), Prancis (2.649 miliar us$), dan Inggris (2,174 miliar us$). Tetapi, dalam ranking PDB tersebut terdapat satu hal yang sangat membanggakan. Pada peringkat PDB tersebut, Negara Indonesia menempati posisi ke-18 (540,3 miliar us$) pada total pemasukan Negara yang terjadi di tahun 2010 lalu. Indonesia bahkan dapat mengalahkan Swiss (491,9 miliar us$) dan Belgia (471,2 miliar US$).
Selain itu, Indonesia berhasil menggapai prestasi dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Di saat negara-negara yang lain sedang mendapatkan berbagai macam problem dalam perkembangan ekonominya, Indonesia dengan sangat luar biasa menampilkan keunggulannya dengan memperoleh angka 5%, dari targetan 6%, dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
Sebenarnya hal tersebut merupakan suatu hal yang lumrah. Indonesia merupakan negara yang mempunyai berbagai macam fasilitas yang di berikan oleh Tuhan. Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam hal. Bahkan negara Indonesia di juluki dengan sebutan Zambrut Katulistiwa, yang berarti bahwa Indonesia merupakan ujung tombak dunia, Indonesia memiliki hutan yang benar-benar luas, kekayaan tambang yang begitu melimpah, di tambah hasil laut yang sangat memadai. Negara Indonesia juga di huni oleh banyak anak-anak pintar. Berbagai prestasi di torehkan oleh mereka untuk kebangkitan Indonesia, baik dalam bidang akademik, maupun non akademik. Saat ini , Indonesia juga sedang di lirik oleh para investor asing guna menanamkan banyak modalnya. Indonesia di lirik sebagai negara yang memiliki andil besar dalam perdagangan dunia. Indonesia juga di nilai memiliki banyak potensi yang luar biasa.
Tetapi, jika kita melihat Indonesia lebih dalam lagi. Pada tahun 2010 lalu Indonesia melakukan 20 pinjaman baru sejak januari hingga 30 juni 2010. Indonesia mulai berhutang lagi kepada badan-badan asing ,seperti Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA), Badan Pembangunan Prancis (AFD), dan The International Bank for Reconstruction and Development (IBRD).
Pada hakekatnya, jika pendapatan suatu negara lebih besar dari pada pengeluarannya, maka suatu negara sudah pasti akan mendapatkan untung dan tidak akan meminjam dana untuk menambal kekurangannya itu , tetapi kenyataannya berkata lain. Walaupun pemasukan Indonesia terbilang banyak, baik itu dari sektor real maupun non real, tetapi Indonesia juga melakukan banyak pengeluaran pada tahun 2010 lalu.
Indonesia telah mengeluarkan banyak anggaran untuk menutupi bunga yang belum terbayar,di tambah banyaknya pengeluaran yang terkesan tidak terlalu berguna, contohnya saja mengenai masalah pemilu kada yang menghabiskan dana lebih dari Rp.10 trilyun, atau mengenai gaji para pejabat pemerintah yang ditambah berkali-kali lipat. Berbagai macam masalah kejahatan, seperti masalah Gayus dan Bank Century, juga mempengaruhi pengeluaran uang Negara.
Bukan hanya itu, jika kita melihat dari sisi perdagangan internasional yang di lakukan Indonesia, walaupun banyak usaha yang telah di lakukan masyarakat dan pemerintah guna menaikan citra barang buatan Indonesia. Kegiatan pengeksporan yang dilakukan oleh Indonesia masih kalah jika kita bandingkan dengan pengimporannya, menurut Badan Pusat Statistik, walaupun kegiatan Ekspor pada November 2010 Meningkat 6,52 Persen, kegiatan Impor November 2010 masih lebih banyak dengan kenaikan 7,85 Persen. hal tersebut tentu sangat memukul beban para pengusaha lokal. Selain mereka harus menambah kerja keras dalam menghadapi pergolakan pasar bebas yang terjadi antara Indonesia dengan Cina dan negara ASEAN, pemerintah pada tahun 2011 ini malah menambah beban mereka dengan menaikkan Tarif Dasar Listrik yang lebih berdampak pada pengusaha-pengusaha lokal. Dengan semakin memburuknya kinerja eksportir pemerintah, hal tersebut membuat pendapatan Indonesia lebih kecil jika di bandingkan dengan pengeluarannya.
Tetapi, dari mana pendapatan-pendapatan yang begitu besar di terima oleh Indonesia? Jika kita melihat nilai kurs rupiah Indonesia saat ini, walaupun sudah menjadi lebih baik jika di bandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, nilai tukar rupiah masih jauh jika di bandingkan dengan dollar. Hal tersebut membuat harga barang ekspor menjadi sangat murah, dan harga barang impor menjadi mahal. Jadi, pengeksporan dan pengimporan yang di lakukan oleh negara tidak berpengaruh terlalu besar terhadap pendapatan suatu negara.
Hal yang perlu kita kritisi sebenarnya adalah mengenai pajak. Pajak merupakan satu-satunya pemasukan yang dapat berpengaruh besar pada pendapatan suatu negara. . Tidaklah mengherankan jika suatu negara memungut pajak kepada rakyatnya. Tetapi, hal tersebut menjadi sebuah anomali jika pajak yang dipinta oleh suatu negara begitu besar, bahkan sampai mendominasi pendapatan suatu negara. Menurut Departemen Keuangan saja, jumlah pajak yang di pinta oleh pemerintah kepada rakyatnya pada tahun 2010 mencapai 742,7 trilyun Rupiah.
Pajak yang besar seharusnya berimbas pada infrastruktur yang baik. Tetapi kenyataannya infrastruktur di Indonesia tidak mengalami kemajuan. Pajak yang begitu besar juga berakibat buruk kepada mental masyarakat. Terutama kepada kaum kecil.Hal tersebut membuat bertambahnya jumlah kemiskinan di Indonesia yang mencapai angka 14,15 persen..
Akibat buruk tersebut seharusnya lebih diperhatikan oleh pemerintah. Walaupun Indonesia berhasil meraih peringkat ke-18 dalam peringkat PDB sedunia. Janganlah hal tersebut menjadi sebuah euforia bagi pemerintah. Pemerintah adalah pelayan bagi rakyatnya. Saat hak rakyat mulai terasa terambil, pemerintah seharusnya bersikap tegas pada hal-hal semacam itu
. Bukan malah mengagungagungkan keberhasilan Indonesia yang terlihat ambigu.

0 komentar:

Pencarian

Date and Time


 

Design by Amanda @ Blogger Buster