Kamis, 17 Februari 2011

Orang Miskin Bisa Sekolah?


Pemerintahan yang di bawahi oleh Kabinet Indonesia Bersatu memiliki kewajiban untuk mensejahtrakan bangsanya, salah satunya dalam hal pendidikan. Untuk itu, Badan-badan pemerintah yang berkecimpung dalam bidang pendidikan berupaya membentuk berbagai aturan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Aturan-aturan yang di buat oleh pemerintah biasanya bertujuan untuk keluarga-keluarga yang memiliki pendapatan di bawah rata-rata. Selain berusaha menyamakan pendidikan pada semua warga Indonesia, aturan tersebut juga bertujuan sebagai hal baru dalam meningkatkan kesejahtraan warga Indonesia.Seperti yang tertuang dalam Pasal 31 (1) Undang-Undang Dasar 1945. Berdasarkan pasal tersebut, maka Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi, dan masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan.
Bidik Misi merupakan salah satu program yang di ajukan oleh dinas pendidikan.Program ini lebih di fokuskan pada warga Indonesia yang kurang mampu. Selain itu, beasiswa bidik misi memiliki banyak keunggulan jika di bandingkan dengan beasiswa yang pernah di lakukan oleh pemerintah, salah satunya bahwa beasiswa bidik misi mampu memenuhi kebutuhan seorang mahasiswa hingga ia lulus.
Tetapi, apakah setiap beasiswa yang menjadi program pemerintah tepat sasaran? menurut penulis sepertinya tidak. Hal tersebut didasari karena beasiswa bidik misi adalah beasiswa yang di berikan kepada banyak orang di Indonesia yang di bagi kepada berbagai perguruan tinggi. Faktanya, banyak perguruan tinggi yang hanya menyeleksi beasiswa bidik misi berdasarkan kepercayaan saja, tanpa perlu memeriksa keabsahan dokumen yang di berikan. Selain itu, pemerintah daerah hanya sedikit membantu dalam pengawasan beasiswa bidik misi, sehingga kinerja program ini di rasa kurang maksimal.
Penulis menilai banyak beasiswa di Indonesia salah sasaran. Orang tidak mampu yang seharusnya mendapatkan pendidikan yang sama malah mereka harus bersabar dengan di rebutnya hak mereka.
Sebenarnya menurut penulis berpendapat bahwa terdapat 2 cara yang dapat menuntaskan permasalahan tersebut. 1. Perketat jalur seleksi beasiswa, 2. Pemerintah harus terus memantau kinerja universitas dalam memberikan beasiswa kepada mahasiswanya.
Penulis berharap pemerintah dan universitas bekerja sama dalam menyeleksi pemohon beasiswa agar kejadian seperti tahun 2010 lalu tidak terulang lagi.

Rabu, 16 Februari 2011

V-DAY


Februari merupakan bulan yang di tunggu-tunggu bagi sebagian orang. Pada bulan tersebut ada suatu hari yang di jadikan hari yang spesial sebagai ajang pencurahan hati. Ya..Itulah hari Valentine yang di peringati setiap tanggal 14 februari. Pada waktu itu banyak manusia (khususnya kaum remaja) berbondong-bondong menemui orang yang di cintainya untuk memberikan hadiah kesayangan orang tersebut.
Pada hari valentine remaja seakan mabuk dengan indahnya cinta antara kaum hawa dan adam. Mereka dengan tidak malu lagi mempertontonkan rasa saling kasih sayang mereka di depan khalayak umum. Mereka juga dengan tidak segan-segan melanggar norma-norma asusila yang telah di atur.
Hari valentine sepertinya telah menyihir para remaja untuk melupakan keadaan sekitar. Remaja sengaja di set untuk memikirkan persoalan pribadinya saja. Padahal banyak berbagai masalah yang terjadi di belahan dunia ini. Remaja seakan di buat antipati saat hari valentine.
Sebenarnya Islam juga mewajibkan umatnya untuk saling berkasih sayang. Islam adalah agama yang cinta damai. Tetapi, Islam juga mewajibkan umatnya untuk tunduk di bawah aturan-aturan yang di tetapkan olehnya. Islam juga mengajarkan bagaimana cara berinteraksi dengan lawan jenis. Sebagaimana keterangan dalam ....

Tetapi, sebenarnya siapa yang dapat di salahkan atas kejadian ini semua? Kita tidak bisa hanya menyalahkan para pelaku tindakan itu. Banyak faktor yang dapat membuat mereka melakukan tindakan itu. Tetapi, yang seharusnya lebih kita kritisi adalah penyebab dari tindakan-tindakan tersebut. Lingkungan adalah faktor utama penyebab tindakan-tindakan asusila di Indonesia. Lingkungan juga berperan penting dalam membangun karakter seseorang. Lingkungan pada suatu tempat biasanya di kendalikan oleh sebuah sistem. Sistemlah yang membuat bagus tidaknya sebuah lingkungan. Berarti, akar permasalahan dari tindakan-tindakan tersebut adalah sistem. Sistemlah yang bertanggung jawab dalam menjaga para pengembannya.
Hal-hal tersebut sebenarnya wajar terjadi di Indonesia. Sebab, sistem yang di anut oleh Indonesia adalah sistem yang tidak bisa di pertanggung jawabkan kebenarannya yaitu sistem Kapitalisme. Sistem kapitalismelah yang seharusnya bertanggung jawab atas semua tindakan yang terjadi.
Islam sendiri sebenarnya sudah mengatur perihal pertemuan antara lawan jenis. Islam juga mengatur bagaimana cara menghalau dampak peradaban barat yang masuk ke Indonesia. Jadi, akankah kita terus berharap pada sistem yang sudah jelas-jelas merugikan bangsa, atau kita berhijrah ke sistem yang InsyaAllah di ridha’i oleh Allah?

Minggu, 06 Februari 2011

Pasar VS Korporasi


Negara adalah pengatur aktivitas perdagangan nasional. Setiap bentuk perdagangan sudah menjadi sebuah kewajiban bagi negara untuk menentukan dan meneliti keabsahan transaksi yang di lakukan. Negara juga mendapatkan hak untuk mendapatkan keuntungan dari sebuah aktivitas dagang.
Suatu negara yang memiliki kesibukan dengan berbagai transaksi yang dilakukan, seharusnya memiliki mekanisme yang dapat mengatur aktivitas tersebut. Jangan sampai transaksi yang dilakukan malah berdampak buruk bagi negara, bahkan membuat negara tersebut malah terbelit hutang. Setiap aktivitas, walaupun pasti memiliki dampak negatif dan positif, seharusnya dilakukan atas dasar bukan hanya mencari keuntungan semata ,tetapi aktivitas perdagangan yang memiliki mekanisme yang baik harus di landaskan pada kemanusiaan. Sebab, jika suatu negara hanya mengandalkan keuntungan semata, walaupun tujuan akhirnya adalah untuk mensejahtrakan warganya, maka negara tersebut hanya menilai suatu transaksi berdasarkan kuantitasnya saja, bukan kualitasnya. Artinya, negara tersebut hanya menilai banyaknya hasil yang didapat bukan penyebab yang akan di timbulkan atas transaksi yang dilakukan.
Indonesia merupakan negara yang banyak melakukan berbagai transaksi dalam ruang lingkup antar negara. Peningkatan transaksi yang di lakukan Indonesia tiap hari kian bertambah. Pada bulan november 2010 saja, kegiatan ekspor yang di lakukan indonesia meningkat 6,52 Persen, dan kegiatan impor naik 7,85 Persen. Selain itu, Indonesia juga dianggap sebagai negara yang memiliki potensi yang besar dalam pengembangan suatu investasi. Setiap investor berusaha untuk menanamkan modal mereka di Indonesia dengan tujuan untuk memenangkan persaingan di kalangan investor dunia.
Tetapi, bagaimana dengan perdagangan dalam negeri? Perdagangan yang terjadi di dalam negeri berlangsung dari tingkatan warga-warga tingkat bawah hingga tingkat atas. Meskipun banyak terjadi aktivitas perdagangan dalam negeri, yang mendominasi perdagangan tersebut adalah warga-warga tingkat atas. Sedangkan warga-warga tingkat bawah mulai pasrah untuk beralih menjadi konsumen dalam perdagangan.
Investor asing juga mempengaruhi kemunduran perdagangan dalam negeri. Walaupun para investor asing menanamkan banyak modalnya di Indonesia, Hal itu malah berdampak buruk bagi perdagangan dalam negeri. Para pedagang tingkat bawah mulai terganggu dengan beroprasinya toko-toko yang di bangun oleh para investor. Kita dapat melihat bahwa pembangunan toko-toko korporasi asing lebih cepat dari pada perkembangan usaha-usaha lokal. Tidak hanya itu, para kaum investor juga berusaha menggulingkan berbagai usaha yang di jalankan oleh warga-warga tingkat atas. Para investor dengan akal bulusnya berusaha tampil sebagai penyelamat perekonomian bangsa, selain itu, mereka juga menyamar sebagai pelaku peningkatan kesejahtraan.
Pemerintah seharusnya menjadi juru selamat para warganya. Tetapi, tindakan yang di lakukan oleh pemerintah Indonesia sepertinya jauh dari tindakan seorang juru selamat. Mereka malah terkesan memperburuk suasana. Kita tentu masih ingat dengan keputusan pemerintah tentang perdagangan bebas antar negara ASEAN dengan Cina (ACFTA). Walaupun isu tersebut mulai tenggelam di kalangan masyarakat umum, dampak yang di timbulkan masih di rasakan oleh para pedagang dalam negeri. Pasalnya, barang-barang Cina sudah melekat di masyarakat, selain murah harganya, barang-barang Cina di nilai memiliki kualitas yang baik, walaupun masih di bawah kualitas barang Jepang.
Dalam menghadapi kecaman perdagangan bebas, pemerintah sepertinya perlu melakukan langkah-langkah strategis dalam menyelesaikan problem ekonomi yang sudah menelan banyak korban ini. Tindakan tersebut dapat berupa sikap perlawanan pemerintah akan kebijakan yang di keluarkan oleh Cina dalam forum negara-negara, atau dapat berupa penyosialisasian kepada masyarakat tentang dampak yang akan di timbulkan oleh kegiatan perdagangan bebas.

Hak Yang Terambil


Jalan merupakan sarana umum. Jalan hendaknya di gunakan secara bersama-sama dengan tidak mengkastai pengguna jalan sehingga terlihat bahwa kebebasan dalam berkendara di jalan hanya milik orang-orang tertentu. Tetapi, faktanya terkadang keistimewaan jalan hanya di nikmati oleh kaum-kaum tertentu. Saat kebanyakan orang berusaha untuk mengantri untuk sampai ke tempat tujuan, ada beberapa orang yang hanya dengan membayar kepada pihak berwajib dapat berlalu-lalang di jalan dengan sesuka hati.
Terkadang mereka melanggar rambu-rambu lalu lintas agar mencapai tempat yang mereka tuju dengan singkat. Tentu saja perbuatan itu sangat tidak mengenakkkan, terutama bagi orang-orang yang di rugikan saat konvoi tersebut lewat. Tetapi, mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Jika kita menilik bahwa Indonesia adalah negara yang mengemban sistem demokrasi, demokrasi adalah sistem yang berusaha menjunjung tinggi martabat rakyat mayoritas. Bukan para pemilik modal yang karena mereka memiliki uang mereka dapat dengan sesuka hatinya memiliki fasilitas publik. Tetapi ternyata hal tersebut tidak berlaku di Indonesia, ternyata hal yang terjadi malah sebaliknya.
Jika kita flash back ke massa orde baru, saat pemerintahan Soeharto, saat itu beliau membuat aturan yang menegaskan bahwa segala bentuk pengistimewaan khususnya dalam bentuk pengamanan saat di jalan raya adalah hal yang di larang. Yang dapat melakukan hal itu hanyalah presiden dan wakil presiden. Tetapi, saat ini peraturan tersebut sepertinya tidak berlaku lagi di Indonesia. Pemerintah seakan melupakan praturan yang walaupun terlihat remeh, tetapi itu merupakan ciri dari masyarakat yang mengemban demokrasi.
Sebenarnya, hal tersebut hanya dapat terjadi pada masyarakat yang kurang sadar hukum, hal tersebut terjadi di karenakan ketidak seriusan pemerintah dalam menanggapi hal seperti ini.Dan hal tersebut merupakan dampak dari sistem demokrasi itu sendiri. Walaupun rakyat mayoritas yang di junjung tinggi oleh sistem demokrasi, sistem demokrasi juga menuntut kebebasan dalam memenuhi setiap hak asasi manusia tanpa koridor yang jelas. Sehingga efek yang di timbulkan terjadi seperti hal ini.
Sehingga setiap orang yang melakukan hal itu merasa bahwa hal tersebut bukanlah masalah yang akan di jerat hukum, sehingga membuat para pemilik modal dapat melakukan sesuatu dengan sekehendak hatinya. Seharusnya pemerintah lebih tegas kepada para pelaku hal tersebut , bukan hanya sekedar membuat aturan yang tidak di laksanakan, tetapi harus terdapat langkah real dalam menanggapi problem yang sudah mendarah daging di Indonesia ini.

Money Politic


Uang dalam sistem kapitalisme merupakan harga mati. Uang selain di butuhkan sebagai alat mempertahankan diri juga digunakan sebagai alat para elit politis guna memperoleh kekuasaan di kalangan pemerintahan. Berbagai spekulasi bermunculan ketika uang di jadikan sebagai objek utama sebuah kekuasaan. Para elit politik seakan melupakan janji sesungguhnya yang tertuang dalam kampanyenya ketika ia mencalonkan diri sebagai pejabat pemerintahan.
Pada dasarnya, aktivitas politik tidak hanya di dasarkan untuk mengejar materi semata. Aktivitas Politik seharusnya di niatkan untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT. Jika kita flash back pada masa kejayaan Islam, apa lagi saat pemerintahan baginda Rasulullah SAW dan para Khulafa’urrasyidin yang penuh dengan berbagai kemenangan, baik dalam bidang akhlak maupun dalam bidang pemerintahan, kita melihat bahwa mereka hanya mengejar Ridha Allah SWT semata, mereka tidak menempatkan harta sebagai tujuan utama.
Sampai Rasulullah SAW sendiri, meskipun beliau adalah seorang kepala pemerintahan, beliau hidup dengan sangat sederhana. Semua hartanya di infakkan kepada kas negara sebagai alat untuk berdakwah di jalan Allah. Kisah para Khulafa’urrasyidin juga sama seperti Rasulullah. Contohnya adalah Umar bin al-Khatab, saat beliau menjadi seorang kepala pemerintahan, beliau setiap malam sengaja berkeliling ke rumah-rumah masyarakatnya, dan ketika beliau mendengar seseorang yang sedang kelaparan di suatu rumah, maka dengan segera beliau memberikan barang bantuan yang di biayai oleh uangnya sendiri.
Subhhanaalah, cerita-cerita tersebut membuktikan kepada kita bahwa tidak ada niat sedikitpun di antara mereka untuk mengejar harta, yang ada hanyalah keridhaan Allah semata. Hal tersebut seharusnya menjadi pelajaran bagi para elit politik bangsa ini. Tetapi kenyataannya sangat jauh berbeda. Saat mereka mencalonkan diri sebagai pejabat pemerintah. Mereka harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit jumlahnya. Selain untuk membayar partai yang menjadi tempatnya meluncurkan aktivitas politiknya dan menjadikannya calon dari partai itu, mereka juga harus membayar berbagai macam kampanye yang mereka butuhkan. Hal tersebut membuat apa yang disebut para politikus sebagai High Cost Politic, sehingga ketika seseorang terpilih menjadi pejabat pemerintahan, gaji dan tunjangan tidak akan cukup untuk menggantikan harta mereka yang ludes saat mengkampanyekan dirinya. Sehingga timbullah berbagai macam masalah, seperti terjadinya KKN di kalangan pejabat pemerintahan.
Sebenarnya, kita juga tidak bisa mutlak menyalahkan para pejabat tersebut. Tindakan para pejabat tadi hanyalah merupakan dampak. Seharusnya yang lebih kita kritisi bukanlah dampaknya, tatapi penyebab yang membuat hal tersebut terjadi. Yaitu sistem kapitalisme yang di terapkan di negeri ini. Sebab, sebuah sistem dapat amat berpengaruh terhadap perilaku orang yang berpedoman pada sistem tersebut. Sistem kapitalisme adalah sistem yang menjadikan materi sebagai tolak ukur kehidupan. Seseorang dikatakan berhasil jika memiliki materi berlimpah dan seorang dikatakan gagal jika memiliki sedikit materi. Kapitalisme juga mengajarkan kebebasan dengan batasan-batasan yang abstrak. Jadi merupakan suatu kewajaran jika para elit politik kita sekarang hanya bertujuan untuk mengejar materi semata. Dan merupakan suatu hal yang wajar juga jika di negeri ini terjadi berbagai macam penyimpangan.
Untuk merubah hal-hal itu, diperlukan tindakan yang masive yang di mulai dari sekelompok orang yang menyadarkan orang lain dan diperlukan juga tindakan yang benar-benar mengarah pada hal yang sangat fundamental. Tidak hanya merubah perilaku-perilaku pejabat yang hanya menjadi ujung suatu penyebab.

Anomali Ekonomi


Ekonomi Indonesia sekarang sudah memasuki babak baru. Berbagai hal bermunculan, mulai dari yang berdampak menyengsarakan, maupun yang membahagiakan rakyat. Contohnya adalah Penurunan kurs rupiah terhadap dolar saat ini, yang dampaknya cukup besar terhadap perkembangan pengimporan dan pengeksporan negara Indonesia. Tetapi, saat 2010 yang lalu, Indonesia juga mengalami inflasi besar-besaran. Inflasi Indonesia bahkan mencapai angka 6,96 persen.
Pemerintah dengan Kabinet Indonesia Bersatu jilid duanya berupaya dengan sekuat tenaga untuk memajukan perekonomian Indonesia. Saat presiden memilih para mentri-mentrinya, khususnya dalam bidang ekonomi, para menteri langsung membuat berbagai aturan. Walaupun terdapat para menteri yang mendapatkan rapot merah, presiden masih cukup berbangga hati atas prestasi yang diperoleh Indonesia dalam bidang ekonomi.
Baru-baru ini Bank Dunia mengeluarkan peringkat terbaru mengenai Pendapatan Domestik Bruto negara-negara dunia. Peringkat-peringkat atas masih tetap di miliki oleh negara-negara industri dunia seperti Amerika Serikat (14.119 miliar us$), Jepang (5.069 miliar us$) China (4.985 miliar us$), Jerman (3.330 miliar us$), Prancis (2.649 miliar us$), dan Inggris (2,174 miliar us$). Tetapi, dalam ranking PDB tersebut terdapat satu hal yang sangat membanggakan. Pada peringkat PDB tersebut, Negara Indonesia menempati posisi ke-18 (540,3 miliar us$) pada total pemasukan Negara yang terjadi di tahun 2010 lalu. Indonesia bahkan dapat mengalahkan Swiss (491,9 miliar us$) dan Belgia (471,2 miliar US$).
Selain itu, Indonesia berhasil menggapai prestasi dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Di saat negara-negara yang lain sedang mendapatkan berbagai macam problem dalam perkembangan ekonominya, Indonesia dengan sangat luar biasa menampilkan keunggulannya dengan memperoleh angka 5%, dari targetan 6%, dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
Sebenarnya hal tersebut merupakan suatu hal yang lumrah. Indonesia merupakan negara yang mempunyai berbagai macam fasilitas yang di berikan oleh Tuhan. Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam hal. Bahkan negara Indonesia di juluki dengan sebutan Zambrut Katulistiwa, yang berarti bahwa Indonesia merupakan ujung tombak dunia, Indonesia memiliki hutan yang benar-benar luas, kekayaan tambang yang begitu melimpah, di tambah hasil laut yang sangat memadai. Negara Indonesia juga di huni oleh banyak anak-anak pintar. Berbagai prestasi di torehkan oleh mereka untuk kebangkitan Indonesia, baik dalam bidang akademik, maupun non akademik. Saat ini , Indonesia juga sedang di lirik oleh para investor asing guna menanamkan banyak modalnya. Indonesia di lirik sebagai negara yang memiliki andil besar dalam perdagangan dunia. Indonesia juga di nilai memiliki banyak potensi yang luar biasa.
Tetapi, jika kita melihat Indonesia lebih dalam lagi. Pada tahun 2010 lalu Indonesia melakukan 20 pinjaman baru sejak januari hingga 30 juni 2010. Indonesia mulai berhutang lagi kepada badan-badan asing ,seperti Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA), Badan Pembangunan Prancis (AFD), dan The International Bank for Reconstruction and Development (IBRD).
Pada hakekatnya, jika pendapatan suatu negara lebih besar dari pada pengeluarannya, maka suatu negara sudah pasti akan mendapatkan untung dan tidak akan meminjam dana untuk menambal kekurangannya itu , tetapi kenyataannya berkata lain. Walaupun pemasukan Indonesia terbilang banyak, baik itu dari sektor real maupun non real, tetapi Indonesia juga melakukan banyak pengeluaran pada tahun 2010 lalu.
Indonesia telah mengeluarkan banyak anggaran untuk menutupi bunga yang belum terbayar,di tambah banyaknya pengeluaran yang terkesan tidak terlalu berguna, contohnya saja mengenai masalah pemilu kada yang menghabiskan dana lebih dari Rp.10 trilyun, atau mengenai gaji para pejabat pemerintah yang ditambah berkali-kali lipat. Berbagai macam masalah kejahatan, seperti masalah Gayus dan Bank Century, juga mempengaruhi pengeluaran uang Negara.
Bukan hanya itu, jika kita melihat dari sisi perdagangan internasional yang di lakukan Indonesia, walaupun banyak usaha yang telah di lakukan masyarakat dan pemerintah guna menaikan citra barang buatan Indonesia. Kegiatan pengeksporan yang dilakukan oleh Indonesia masih kalah jika kita bandingkan dengan pengimporannya, menurut Badan Pusat Statistik, walaupun kegiatan Ekspor pada November 2010 Meningkat 6,52 Persen, kegiatan Impor November 2010 masih lebih banyak dengan kenaikan 7,85 Persen. hal tersebut tentu sangat memukul beban para pengusaha lokal. Selain mereka harus menambah kerja keras dalam menghadapi pergolakan pasar bebas yang terjadi antara Indonesia dengan Cina dan negara ASEAN, pemerintah pada tahun 2011 ini malah menambah beban mereka dengan menaikkan Tarif Dasar Listrik yang lebih berdampak pada pengusaha-pengusaha lokal. Dengan semakin memburuknya kinerja eksportir pemerintah, hal tersebut membuat pendapatan Indonesia lebih kecil jika di bandingkan dengan pengeluarannya.
Tetapi, dari mana pendapatan-pendapatan yang begitu besar di terima oleh Indonesia? Jika kita melihat nilai kurs rupiah Indonesia saat ini, walaupun sudah menjadi lebih baik jika di bandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, nilai tukar rupiah masih jauh jika di bandingkan dengan dollar. Hal tersebut membuat harga barang ekspor menjadi sangat murah, dan harga barang impor menjadi mahal. Jadi, pengeksporan dan pengimporan yang di lakukan oleh negara tidak berpengaruh terlalu besar terhadap pendapatan suatu negara.
Hal yang perlu kita kritisi sebenarnya adalah mengenai pajak. Pajak merupakan satu-satunya pemasukan yang dapat berpengaruh besar pada pendapatan suatu negara. . Tidaklah mengherankan jika suatu negara memungut pajak kepada rakyatnya. Tetapi, hal tersebut menjadi sebuah anomali jika pajak yang dipinta oleh suatu negara begitu besar, bahkan sampai mendominasi pendapatan suatu negara. Menurut Departemen Keuangan saja, jumlah pajak yang di pinta oleh pemerintah kepada rakyatnya pada tahun 2010 mencapai 742,7 trilyun Rupiah.
Pajak yang besar seharusnya berimbas pada infrastruktur yang baik. Tetapi kenyataannya infrastruktur di Indonesia tidak mengalami kemajuan. Pajak yang begitu besar juga berakibat buruk kepada mental masyarakat. Terutama kepada kaum kecil.Hal tersebut membuat bertambahnya jumlah kemiskinan di Indonesia yang mencapai angka 14,15 persen..
Akibat buruk tersebut seharusnya lebih diperhatikan oleh pemerintah. Walaupun Indonesia berhasil meraih peringkat ke-18 dalam peringkat PDB sedunia. Janganlah hal tersebut menjadi sebuah euforia bagi pemerintah. Pemerintah adalah pelayan bagi rakyatnya. Saat hak rakyat mulai terasa terambil, pemerintah seharusnya bersikap tegas pada hal-hal semacam itu
. Bukan malah mengagungagungkan keberhasilan Indonesia yang terlihat ambigu.

Pencarian

Date and Time


 

Design by Amanda @ Blogger Buster